Semua bermula dari ide teman-teman untuk berlibur sekedar melepas
penat pasca UTS, pertengahan januari lalu saya berkunjung ke sabang. Ini adalah
kedatangan ke dua saya setelah dua tahun silam. Untuk menjangkau paling ujung
pulau sumatera ini, ada dua moda transportasi yang bisa digunakan, yaitu pesawat
terbang dan kapal laut. Saya dan teman-teman sebagai mahasiswa tentunya
lebih memilih transportasi laut yang lebih terjangkau.
Harga tiket ke Sabang berkisar 22.000 per-orang, dan bagi yg
membawa kendaraan harus membayar sekitar 44.000 untuk sebuah sepeda motor. Bagi
yang tidak menggunakan kendaraan bermotor, bisa memilih moda kapal cepat.
Selain cepat harganya pun tak begitu mahal. Setelah sekitar 3 jam perjalanan laut, kami pun
tiba di pelabuhan kota Sabang. Soal penginapan, untuk beberapa hari ke depan
kami diberi tumpangan di rumah salah seorang kerabat teman.Rumahnya begitu nyaman, lingkungannya bersih dan tertata
rapi. Malam itu menjadi malam pertama saya dan teman-teman memejamkan
mata disabang.
Keesokan harinya, saya dan teman-teman sudah tidak sabar untuk menjamah wisata pulau nan eksotis ini. Pilihan pertama kami tertuju ke Tugu Nol Kilometer. Jaraknya sekitar 30 kilometer dari kota Sabang. Tugu yang menjadi tolak ukur pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah salah satu obyek wisata yang wajib dikunjungi ketika berkunjung ke Sabang. Setelah mengabadikan beberapa foto disini, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Iboih. Jarak pantai ini dengan Tugu Nol Kilometer kurang lebih 10 kilometer.
Iboih adalah salah satu pantai pasir putih dengan taman bawah laut yang begitu indah dan paling ramai di kunjungi oleh wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Sama halnya dengan Tugu Nol Kilometer, Pantai iboih juga menjadi tempat yang wajib dikunjungi ketika berkunjung ke sabang. Disini kita bisa snorkeling juga diving untuk melihat keindahan bawah lautnya. Soal perlengkapannya, kita bisa menyewa pada agen-agen yang selalu menunggu para pengunjung. Untuk Snorkeling anda bisa menyediakan uang sekitar Rp.40 ribu untuk satu set alat. Dan untuk diving, anda harus menyediakan uang sekitar Rp.250 ribu. Harganya begitu terjangkau bukan?. Tapi jika ingin melihat taman laut yang indah, kita bisa menyewa sebuah boat seharga Rp.150 ribu dengan kapasitas 12 orang. Ini kita lakukan karena taman lautnya ada dipulau seberang, yaitu dipulau kecil Rubiah. Di pulau ini terdapat taman laut yang begitu indah.
Nah, bagaimana bagi teman-teman yang phobia dengan kedalaman,
kita bisa menyewa sebuah kapal yang ditengah-tengahnya tersedia kaca transparan
untuk melihat terumbu karang dan taman bawah laut. Harganya hanya 250 ribu
rupiah untuk sekali keliling Pulau
Rubiah. Kita tidak perlu
berbasah-basahan namun dapat menyaksikan keindahan taman lautnya.
Karena kami masih muda, kami lebih memilih snorkeling karena harganya terjangkau
dan bisa langsung berbasah-basahan. Sampai disana kami terpana begitu melihat
pulau dengan pasir putih dan air lautnya yang bening. Tak menunggu waktu lama,
saya dan teman-teman pun langsung turun ke laut. Kami mendapati indahnya taman
laut dengan ikan-ikan yang cukup mempesona. Saat berada didalam laut, salah
seorang teman menemukan bintang laut berwarna nila yang begitu indah. Bintang
laut ini menjadi objek foto kami. Sayangnya bintang laut yg indah ini dilarang
untuk dibawa pulang, demi menjaga ekosistem laut dan keindahan taman bawah laut
Rubiah.
Tiga jam sudah kami berenang menyusuri indahnya taman laut Rubiah. Saat itu waktu menunjukkan pukul
lima sore, kami bergegas untuk kembali kedaratan Iboih. Kami pun dijemput kembali dengan boat yang kami
tumpangi tadi. Sesampai ke daratan Iboih,
kami diarahkan untuk membasuh diri sebelum akhirnya bergegas untuk pulang.
Hari pun mulai senja, saya dan kawan-kawan memilih untuk
kembali ke kota. Sesampai dikota, saya langsung terkapar tak berdaya karena
lelah berenang seharian. Ini menjadi senja terakhir kami dipulau yang nan
eksotis ini setelah memutuskan untuk
kembali ke Kutaraja (Banda Aceh).
Nah, inilah sepenggal kisah petualanganku di Pulau Sabang, surga
indah di ujung pulau Sumatera. Bagi yang belum pernah ke Sabang, tunggu apalagi
ayo ke Sabang!
Bagus sekali, dengan adanya tulisan-tulisan seperti ini. Semoga minat wisatawan untuk mengunjungi Sabang makin meningkat.congrat
BalasHapus