Powered By Blogger

Rabu, 30 Januari 2013

My Sabang Story



Semua bermula dari ide teman-teman untuk berlibur sekedar melepas penat pasca UTS, pertengahan januari lalu saya berkunjung ke sabang. Ini adalah kedatangan ke dua saya setelah dua tahun silam. Untuk menjangkau paling ujung pulau sumatera ini, ada dua moda transportasi yang bisa digunakan, yaitu pesawat terbang dan kapal laut. Saya dan teman-teman  sebagai mahasiswa tentunya lebih memilih transportasi laut yang lebih terjangkau.

Harga tiket ke Sabang berkisar 22.000 per-orang, dan bagi yg membawa kendaraan harus membayar sekitar 44.000 untuk sebuah sepeda motor. Bagi yang tidak menggunakan kendaraan bermotor, bisa memilih moda kapal cepat. Selain cepat harganya pun tak begitu mahal. Setelah sekitar 3 jam perjalanan laut, kami pun tiba di pelabuhan kota Sabang. Soal penginapan, untuk beberapa hari ke depan kami diberi tumpangan di rumah salah seorang kerabat teman.Rumahnya begitu nyaman, lingkungannya bersih dan tertata rapi. Malam itu  menjadi malam pertama saya dan teman-teman memejamkan mata disabang.


Keesokan harinya, saya dan teman-teman sudah tidak sabar untuk menjamah wisata pulau nan eksotis ini. Pilihan pertama kami tertuju ke Tugu Nol Kilometer. Jaraknya sekitar 30 kilometer dari kota Sabang. Tugu yang menjadi tolak ukur pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah salah satu  obyek wisata yang wajib dikunjungi ketika berkunjung ke Sabang. Setelah mengabadikan beberapa foto disini, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Iboih. Jarak pantai ini dengan Tugu Nol Kilometer kurang lebih 10 kilometer.

            Iboih adalah salah satu pantai pasir putih dengan taman bawah laut yang begitu indah dan paling ramai di kunjungi oleh wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Sama halnya dengan Tugu Nol Kilometer, Pantai iboih juga menjadi tempat yang wajib dikunjungi ketika berkunjung ke sabang. Disini kita bisa snorkeling juga diving untuk melihat keindahan bawah lautnya. Soal perlengkapannya, kita bisa menyewa pada agen-agen yang selalu menunggu para pengunjung. Untuk Snorkeling anda bisa menyediakan uang sekitar Rp.40 ribu untuk satu set alat. Dan untuk diving, anda harus menyediakan uang sekitar Rp.250 ribu. Harganya begitu terjangkau bukan?. Tapi jika ingin melihat taman laut yang indah, kita bisa menyewa sebuah boat seharga Rp.150 ribu dengan kapasitas 12 orang. Ini kita lakukan karena taman lautnya ada dipulau seberang, yaitu dipulau kecil Rubiah. Di pulau ini terdapat taman laut yang begitu indah. 

Nah, bagaimana bagi teman-teman yang phobia dengan kedalaman, kita bisa menyewa sebuah kapal yang ditengah-tengahnya tersedia kaca transparan untuk melihat terumbu karang dan taman bawah laut. Harganya hanya 250 ribu rupiah  untuk sekali keliling Pulau Rubiah. Kita  tidak perlu berbasah-basahan namun dapat menyaksikan keindahan taman lautnya.
Karena kami masih muda, kami lebih memilih snorkeling karena harganya terjangkau dan bisa langsung berbasah-basahan. Sampai disana kami terpana begitu melihat pulau dengan pasir putih dan air lautnya yang bening. Tak menunggu waktu lama, saya dan teman-teman pun langsung turun ke laut. Kami mendapati indahnya taman laut dengan ikan-ikan yang cukup mempesona. Saat berada didalam laut, salah seorang teman menemukan bintang laut berwarna nila yang begitu indah. Bintang laut ini menjadi objek foto kami. Sayangnya bintang laut yg indah ini dilarang untuk dibawa pulang, demi menjaga ekosistem laut dan keindahan taman bawah laut Rubiah.

Tiga jam sudah kami berenang menyusuri indahnya taman laut Rubiah. Saat itu waktu menunjukkan pukul lima sore, kami bergegas untuk kembali kedaratan Iboih. Kami pun  dijemput kembali dengan boat yang kami tumpangi tadi. Sesampai ke daratan Iboih, kami diarahkan untuk membasuh diri sebelum akhirnya bergegas untuk pulang.

Hari pun mulai senja, saya dan kawan-kawan memilih untuk kembali ke kota. Sesampai dikota, saya langsung terkapar tak berdaya karena lelah berenang seharian. Ini menjadi senja terakhir kami dipulau yang nan eksotis ini setelah memutuskan  untuk kembali ke Kutaraja (Banda Aceh).

Nah, inilah sepenggal kisah petualanganku di Pulau Sabang, surga indah di ujung pulau Sumatera. Bagi yang belum pernah ke Sabang, tunggu apalagi ayo ke Sabang!

1 komentar:

  1. Bagus sekali, dengan adanya tulisan-tulisan seperti ini. Semoga minat wisatawan untuk mengunjungi Sabang makin meningkat.congrat

    BalasHapus